Senin, 21 November 2011

Perilaku Agresif Remaja


                    PERILAKU AGRESIF REMAJA
                         OLEH: MUH,WAHYUDI
           
Abstrak
            Perilaku Agresif adalah sebuah tindakan kekerasan baik secara verbal maupun secara fisik yang disengaja dilakukan oleh individu atau kelompok terhadap orang lain atau objek-objek lain dengan tujuan untuk melaukai secara fisik maupun psikis. Banyak faktor penyebab dari perilaku agresif remaja diantaranya ialah lingkungan dan kurangnya komunikasi antara anak dan orang tua. Aksi-aksi kekerasan dapat terjadi di mana saja, seperti di jalan-jalan, di sekolah, di kompleks-kompleks perumahan, bahkan di pedesaan. Aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mencaci maki) maupun kekerasan fisik (memukul, meninju, dll). Pada kalangan remaja aksi yang biasa dikenal sebagai tawuran pelajar/masal merupakan hal yang sudah terlalu sering kita saksikan, bahkan cenderung dianggap biasa. Hal ini sangatlah memprihatinkan bagi kita semua aksi-aksi kekerasan yang sering dilakukan remaja sebenarnya adalah prilaku agresi dari diri individu atau kelompok. Oleh karena itu diperlukan keseriusan dari semua pihak terutama pemerintah dan orang tua untuk memikirkan bersama jalan keluar dari permasalahan ini.
       Kata-kata Kunci: Perilaku, Agresif, Remaja.






PENDAHULUAN
            Agresif merupakan suatu tingkah laku yang dilakukan seseorang dengan maksud untuk melukai, menyakiti, dan membahayakan orang lain atau dengan kata lain dilakukan dengan sengaja. Tidak hanya dilakukan untuk melukai korban secara fisik, tetapi juga secara psikis (psikologis). Keagresifan Remaja merupakan kesalahan dalam penyesuaian diri disuatu lingkungan yang berbentuk kenakalan, kebrutalan, kekerasan, dan kemarahan. Remaja sangat rentang berperilaku agresif karena mereka dalam proses mencari jati diri, mereka belum bisa mengendalikan luapan emosi sebagai reaksi terhadap kegagalan individu yang ditampakkan dalam bentuk pengrusakan terhadap orang atau benda dengan unsur kesengajaan yang diekspresikan dengan kata-kata verbal dan perilaku non verbal. Perilaku Agresif Remaja ini kebanyakan dilakukan oleh siswa-siswa di tingkat SLTP, SMA Bahkan Mahasiswa.  Remaja adalah seorang anak yang bisa dibilang berada pada usia tanggung, mereka bukanlah anak kecil yang tidak mengerti apa-apa, tapi juga bukan orang dewasa yang bisa dengan mudah akan membedakan hal mana yang baik dan mana yang berakibat buruk. Agresif juga dapat bersifat positif seperti dalam olahraga, agresif untuk menjadi nomor satu, memenangkan kompetisi. Namun  yang dibahas disini adalah agresif yang negatif.
Bagi masyarakat kita terutama dikota-kota besar seperti jakarta, aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal mungkin sudah merupakan berita harian. Seperti yang kita ketahui bersama untuk saat ini beberapa televisi (baik nasional maupun swasta) bahkan membuat program-program khusus yang menyiarkan berita-berita tentang aksi kekerasan yang dominan dilakukan oleh remaja. Kalau kita perhatikan kebanyakan remaja bangga melakukan kekerasan, mereka ingin membuat atau mengukir prestasi melalui kekerasan bukan berpresatsi melalui jalur pendidikan. Lalu siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa ini? yang lebih parahnya lagi remaja justru menjadikan kekerasan atau tawuran sebagai ajang berjudi. mereka rela melukai bahkan membunuh saudaranya sendiri demi sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Padahal masih banyak cara untuk menyelesaikan suatu masalah tanpa kekerasan. jika ini terus dibiarkan mau jadi apa negara kita ini.  Pertanyaannya kemudian adalah faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi pemicu perilaku agresi tersebut? Mengapa kasus-kasus sepele dalam kehidupan sosial masyarakat sehari-hari dapat tiba-tiba berubah menjadi bencana besar yang berakibat hilangnya nyawa manusia? 
SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB ?
Secara umum yang bertanggung jawab dengan kondisi sekarang(Perilaku agresif remaja dalam bentuk tawuran) adalah Remaja itu sendiri. Dan secara khususnya adalah orang tua, pemerintah dan media, terutama media elektronik televisi. Yang terlalu banyak menayagkan acara tentang kekerasan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini anak-anak dan remaja banyak belajar menyaksikan adegan kekerasan melalui Televisi dan juga "games" atau pun mainan yang bertema kekerasan. Acara-acara yang menampilan adegan kekerasan hampir setiap saat dapat ditemui dalam tontonan yang disajikan di televisi mulai dari film kartun, sinetron, sampai film laga. Selain itu ada pula acara-acara TV yang menyajikan acara khusus perkelahian yang sangat populer dikalangan remaja seperti Smack Down, UFC Ultimate Fighting Championship atau sejenisnya. Walaupun pembawa acara berulang kali mengingatkan penonton untuk tidak mencontoh apa yang mereka saksikan namun diyakini bahwa tontonan tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa penontonnya terutama anak-anak dan remaja. Acara yang disiarkan di televisi seharusnya mendapat perhatian yang lebih serius dari pemerintah.  Jika tayangan yang bertema kekerasan terus disiarkan melalui media elektronik maka akan lebih banyak lagi generasi penerus bangsa yang melampiaskan keagresifannya melalui kekerasan yang bisa melukai, menyakiti, bahkan merugikan orang lain. Selain itu adanya perbedaan atau jurang pemisah antara generasi anak dengan orang tuanya dapat terlihat dalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin minim dan seringkali tidak nyambung. Kegagalan komunikasi orang tua dan anak diyakini sebagai salah satu penyebab timbulnya perilaku agresi pada anak. permasalahan ini harus diatasi dengan segera, untuk itu orang tua harus berperan aktif dalam mengatasi permasalahan agresif pada anaknya agar kekerasan dalam bentuk tawuran dapat berkurang. Layanan konseling di sekolah juga bisa menjadi penyebab berkurangnya tawuran antar remaja ini. Layanan bimbingan dan konseling disekolah merupakan upaya pemberian bantuan untuk dapat memecahkan masalah siswa dengan memanfaatkan pengetahuan guru pembimbing. Layanan konseling bermaksud memberikan pemahaman kepada siswa sebab dan akibat terjadinya perilaku agresif, dengan harapan siswa dapat mengetahui akibat dari perilaku agresif yang dilakaukan, kemudian tidak melakukannya dalam kehidupan efektifnya sehari-hari. Masyarakat sudah sering mendengar permasalahan yang dilakukan para remaja, sering terjadi perkelahian antar pelajar, membuat gaduh dan merusak. Maka dari itu dengan adanya pemberian layanan konseling yang membahas masalah perilaku agresif oleh guru pembimbing akan sangat membantu dalam penanggulangan perilaku agresif yang pada saat ini sudah menjadi suatu hal yang biasa bagi para siswa.






PENUTUP
            Lalu, apa langkah kongkrit yang harus di lakukan oleh negara indonesia saat ini  dalam mengurai dan memecahkan masalah Keagresifan Remaja dalam bentuk tawuran. Jawabannya hanya sederhana yaitu mulai pada diri sendiri. Apakah kita sudah memulainya dari diri sendiri ? jika iya mengapa masih banyak tawuran yang terjadi dinegara kita? Apakah seperti ini generasi penerus bangsa indonesia?  Generasi yang rentang terpengaruh oleh keagresifan yang menyebabkan kekerasan. Semua jawabannya ada pada diri sendiri. Beruntung jika anda sudah melakukannya, namun jika belum sekaranglah saatnya. Ayo lakukan sekarang juga, karena sekaranglah saat yang tepat untuk meneyelesaikan masalah ini. Jika kita berbuat tidak diiringi niat maka perbuatan kita itu sia-sia saja. Besok, lusa, minggu depan, nanti, suatu waktu, suatu hari, hanyalah sinonim untuk kata “tidak pernah”. Banyak keinginan mulia yang tidak pernah terwujud karena kita tidak sepenuh hati untuk melakukannya. Insya Allah kita bisa mengurangi tawuran yang terjadi diindonesia dengan semangat perubahan dan keikhlasan hati.
Manusia tak lepas dari problema, permasalahan dan dinamika kehidupan. Hanya orang-orang yang mampu menyikapi dengan bijak lah yang mampu bertahan.Kita Selalu punya pilihan tiap hari. Tinggal kita memilih, memulai niat baik yang kemarin, ataukah menunggu dan mendapatkan rasa penyesalan esok hari. Ingatlah, kepedihan kita hari ini akan terasa indah dan manis saat kita mengingatnya kelak. Kelebihan kita adalah, kita mampu memulai, dan kita juga mampu untuk MENGAKHIRI.
DAFTAR RUJUKAN
David, Jonathan Psikologi Sosial, Jakarta: Erlangga, 2005.
Koeswara, E, Agresi Manusia. Bandung: PT Erasco. 1998.
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004

1 komentar: